"Itu masalahnya sudah lama selesai, karena saat itu kita langsung mendatangi KPID Bali, sebagai lembaga yang memprotes itu. Kami sudah silaturahmi, minta maaf dan sempat juga ada permintaan maaf lewat running text juga," ungkap Anita Wulandari, Marketing Public Relation Departement Head Trans7, di acara media gathering Trans7 di Pendopo Kemang, Jakarta Selatan (25/08).
Kini masalah pelecehan itu sudah selesai, namun OVJ yang kini menjadi program andalan itu, dipandang kerap mempertontonkan guyonan yang 'keras'. Benda-benda dalam bentuk storyfoam, kerap dihancurkan hingga berantakan. Bahkan dikeprukan di kepala pemain atau bintang tamunya.
"Tergantung orang melihatnya. Ini sebuah kreativitas. Kita menyerahkan pada masyarakat. Memang OVJ kan mendapatkan hati di masyarakat, namun apa-apa yang menjadi perhatian masyarakat juga kita selalu tanggapi secara positif. Untuk menjadi tontonan yang baik," ungkap Anita Wulandari menanggapi soal lawakan 'keras' OVJ.
"Kerasnya seperti apa dulu. Itu kan bercanda, anakku nonton tapi kan didampingi. Saya kasih tahu bedanya, kalau itu adalah becanda, dalam konteks visi, jadi kalau mendorong beneran itu berbahaya," sambung Anita.
Selain akan tetap menampilkan pesan kalau bahan digunakan dari bahan yang tidak berbahaya, pihak TransTV tidak menutup kemungkinan untuk menerima saran dan masukan dari masyarakat, yang akan menjadi evaluasi dalam memperbaiki konsep acara yang dibintang Sule, Andre Taulani, Nunung, Azis Gagap dan Parto Patrio.
0 komentar