"Situasi bisnis saat ini cukup kondusif. Ini yang membuat saya yakin Trikomsel bisa mencapai target yang telah ditetapkan," kata Presiden Direktur PT Trikomusel Oke Tbk Sugiono Wiyono Sugialam dalam perbincangan dengan Mediaindonesia.com.

Disebutkan saat ini jaringan distribusi perusahaan memiliki dan mengoperasikan 766 jaringan ritel dan akan terus dikembangkan hingga 1.000 toko pada akhir 2011. "Tahun 2009 dan tahun ini kita memilih untuk meningkatkan kualitas toko sehingga setelah kuat, kita bisa tumbuh lebih cepat," ujar Sugiyono

Sugiono menambahkan pihaknya selama kuartal I/2010 telah membuka 50 toko baru dan menutup 20 toko yang dinilai kurang baik perkembangannya. Penambahan toko, lanjut dia, akan mendorong perolehan keuntungan perusahaan yang selama ini menyumbang 24 persen dari pendapatan perusahaan.

"Sedangkan 76 persen pendapatan didapat dari kegiatan usaha distribusi telepon seluler dan penjualan voucher pra bayar," tambahnya.

Selain menambah jumlah toko, Okeshop juga akan meningkatkan porsi penjualan telepon seluler sekelas smartphone serta mulai masuk ke pasar komputer jinjing (laptop dan netbook).

"Apalagi sekarang ini tren penggunaan smartphone semakin populer dan diminati masyarakat. Kita juga masih terus mengharapkan adanya peningkatan kapasitas jaringan dari pihak operator telekomunikasi sehingga ini akan mendongkrak pertumbuhan di bisnis yang digeluti Trikomsel," kata Sugiyono.

Pada semester pertama 2010, laba bersih Trikomsel Oke naik sebesar 45,8 persen menjadi Rp83,19 miliar dari Rp57,04 miliar pada semester pertama 2009, menyusul tumbuhnya pasar produk telekomunikasi di dalam negeri.

Kenaikan laba bersih terutama disebabkan oleh peningkatan laba kotor perseroan sebesar Rp71,66 miliar atau 29,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yaitu dari Rp243,74 miliar menjadi Rp315,40 triliun.

Pendapatan bersih dari penjualan telepon selular yang memberikan marjin lebih besar dari penjualan produk operator, menurut Sugiyono, mengalami peningkatan 5,9 persen dari Rp1,87 triliun pada semester pertama 2009 menjadi Rp1,98 triliun pada periode yang sama tahun ini. (*/X-11)