MATADUNIA - Selain tantangan teknis, Grand Prix Singapura membawa tantangan fisik buat para peserta. Sebab, balapan yang berlangsung di malam hari membuat tubuh para pembalap sulit menyesuaikan diri karena perbedaan waktu.
Tubuh mereka sudah lelah karena saat itu sudah waktunya tidur, terutama buat para pembalap Eropa. Sedangkan di Asia, jalannya balapan masih dianggap waktu normal beraktivitas.
"Penting untuk bisa mengatasi perbedaan waktu. Jadi saya mencoba tidur hingga sore hari agar tubuh ini mengira masih di Eropa," kata pembalap Red Bull, Sebastian Vettel seperti dilanir Crash, Selasa 21 September 2010.
Sedangkan dari tantangan teknis, Vettel melihat kalau sirkuit jalanan Singapura dengan 23 tikungan yang mengharuskan pembalap berbelok tanpa menyenggol pembatas sebagai ujian utama.
"Sirkuit ini juga mengharuskan rem yang dalam," kata Vettel lagi.
Namun selain tantangan, Vettel juga menikmati suasana Singapura yang berbeda dengan balapan di Eropa. Sirkuit ini, kata Vettel, membuat mobil peserta bak permainan di TV.
"Mobil berseliweran seperti permainan di komputer dan pemandangannya luar biasa," tutup Vettel. (Viva) (Photo. stundenzeiger.de)
0 komentar