Katherine Jackson mengklaim perusahaan AEG Live, selaku promotor dalam tur Michael yang diberi tajuk 'This Is It', bertanggung jawab atas kematian putranya tersebut.
Isi gugatan yang diajukan ke pengadilan tinggi itu menjelaskan bahwa AEG Live sangat mengetahui kondisi kesehatan pelantun 'Heal The World' tersebut. Tetapi, mereka tetap mendesak Michael tetap berlatih keras dan melelahkan demi konser yang rencananya akan diselenggarakan di London itu. Demikian seperti dikutip dari The Australian, Jumat 17 September 2010.
Berdasarkan hasil autopsi menyatakan pria yang beken disapa MJ itu meninggal pada 25 Juni 2009 setelah disuntik dengan obat penenang dan penahan rasa sakit. Obat itu diberikan oleh dokter pribadi MJ, Dr Conrad Murray yang kini dituduh melakukan pembunuhan terhadap penyanyi tersebut.
Katherine mengatakan Dr Murray, yang dikontrak oleh AEG Live, berada di bawah tekanan untuk memastikan Michael tetap sehat, terlepas dari kondisi kesehatan sebenarnya.
Sebuah laporan mengatakan pada saat mantan suami Lisa Marie Presley itu merasa sakit, Randy Phillips, Chief Executive AEG Live, pergi ke rumah MJ. Ia memperingatkan penyanyi itu bahwa kesepakatan jutaan dolar itu tak akan berlaku lagi jika MJ melewatkannya.
Satu minggu setelah itu, Michael menghembuskan nafas terakhirnya. Dalam tuntutannya itu, ibunda Michael juga menceritakan kondisi kesehatan Michael sebelum kematiannya. "Dia memiliki gangguan memori, kehilangan nafsu makan, dehidrasi dan kekurangan energi," demikian salah satu isi yang tertera dalam gugatan tersebut.
Gugatan perdata itu diajukan atas nama Katherine Jackson dan ketiga anak MJ. Hal ini disebabkan karena kematian Michael menimbulkan tekanan dan kerusakan emosional dalam diri putra sulung penyanyi yang dijuluki 'King of Pop' tersebut. Anak sulung MJ itu mengelami trauma dan tekanan emosional yang parah ketika melihat saat-saat terakhir kehidupan ayahnya.
0 komentar