"Namun harus ada syaratnya, yaitu zakat disalurkan dalam bentuk zakat produktif dan bukan untuk kepentingan konsumsi semata yang akan habis dalam waktu beberapa hari saja," kata Menteri Agama Surtadharma Ali seusai membuka "World Zakat Forum" di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, potensi zakat di Indonesia cukup besar. Akan tetapi, masih kerap disalurkan untuk kepentingan konsumsi jangka pendek yang sifatnya sementara.
Oleh karena itu, lanjut dia, lembaga-lembaga zakat perlu memiliki program-program menarik untuk bisa menarik muzaki (orang yang wajib membayar zakat, red.) agar menyalurkan zakatnya melalui lembaga dan badan amil zakat yang ada.
"Banyak muzaki yang justru sering menyalurkan zakatnya secara langsung melalui guru atau kiainya. Apabila dikelola melalui lembaga, maka bisa digunakan untuk kepentingan produktif, bukan kepentingan jangka pendek," ujarnya.
Ia mengatakan badan atau lembaga pengelola zakat dapat melakukan koordinasi dengan Kementerian Sosial untuk menyalurkan zakat agar dapat diterima oleh masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
"Data kemiskinan milik Kementerian Sosial sudah dalam bentuk `by name` dan `by address` sehingga zakat itu pasti akan lebih mudah disalurkan," katanya.
Sementara itu, mengenai "World Zakat Forum", Suryadharma mengatakan, menyambut baik pelaksanaan forum tersebut karena akan mengangkat isu-isu strategis tentang peran organisasi zakat dalam menguatkan zakat di dunia, pendayagunaan zakat dan penguatan kerja sama internasional.
"Wadah ini hadir sebagai mitra baru dalam koordinasi dan kerja sama perhimpunan organisasi zakat berskala internasional, yaitu International Zakat Organizations," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Badan Amil Zakat Infak dan Sedekah (Baznas) Didin Hafifudin mengatakan penyelenggaraan "World Zakat Forum" tersebut adalah untuk pertama kalinya sebagai kelanjutan dari ide dan gagasan yang terlontar di antaranya dari Dewan Zakat Asia Tenggara.
"Diharapkan, melalui forum ini akan ada sinergi dan penguatan kelembagaan dari berbagai lembaga zakat internasional," katanya.
Ia mengatakan inti dari pelaksanaan zakat adalah pengumpulan yang optimal dan pedayagunaan yang jelas sehingga perlu didukung oleh publikasi dan sosialisasi kepada masyarakat.
Potensi zakat di dunia diperkirakan mencapai 600 miliar dolar Amerika dan potensi zakat di Indonesia diperkirakan mencapai Rp100 triliun.
Namun, berdasarkan data Baznas pada 2009 baru terkumpul sekitar Rp1,2 triliun dengan target pada 2010 terkumpul Rp1,5 triliun. (Antara News)
0 komentar