

Fraksi-fraksi di DPR sudah mulai menganalisis kemungkinan dua nama itu. Fraksi Gerindra misalnya. Menurut anggota fraksi itu yang duduk di Komisi Hukum DPR Desmon J Mahesa, fraksinya tidak mempermasalahkan presiden mengajukan satu atau dua nama.
Fraksinya masih menunggu nama resmi masuk DPR untuk memutuskan memberikan dukungan kepada siapa. Namun demikian, menurut Desmon Nanan lebih tepat dibanding Imam.
"Bicara data di media hari ini kan kelihatan Nanan ditempatkan di pos mana saja Imam dimana saja. Bicara objektif Nanan cenderung di tempat publik maka menurut saya lebih layak Nanan," kata anggota Fraksi Gerindra Desmon J Mahesa ketika dihubungi, Minggu 19 September 2010.
Namun demikian, menurut Desmon, faktor di luar politis bisa berpengaruh. Dia menyoroti saat ini orang mempersepsikan polisi bukan sekedar penegak hukum, tapi juga mengamankan kekuasaan. "Untuk mengamankan kepentingan politik, dalam hal ini peluang Pak Imam lebih baik dari Pak Nanan. Tinggal di DPR menerima nggak," ujarnya.
Menurut Desmon, jika yang diajukan Imam, dia akan menantang Imam membuat pakta integritas. "Apakah menerima atau menolak Nanan, Gerindra objektif saja, kalau Imam yang diusulkan banyak catatan," katanya.
Wakil Ketua Komisi Hukum DPR Aziz Syamsudin menilai Imam maupun Nanan masih memiliki peluang sama. "Masih sama-sama memiliki kesempatan, tinggal mana yang lebih bagus," ujarnya.
Menurut Aziz, faktor angkatan juga berpengaruh, Nanan angkatan 1978 dan Imam angkatan 1980. "Track record pernah menjabat kapolda mana saja, staf mana saja, teritori mana saja," ujarnya. (Viva)
0 komentar