

Menurut Proton, Neo CPS mendapat dukungan teknologi dari Lotus Engineering untuk mesin Campro CPS. Kini, mobil ini juga ditawarkan di Tanah Air. Harganya cukup menarik. Untuk transmisi manual 5-speed, ia dihargai Rp 188 juta dan untuk transmisi otomatis (on the road DKI Jakarta) Rp 198 juta.
Mesin dan performa
Teknologi yang dibanggakan mobil ini adalah mesin Campro CPS (Cam Profile Switching) 1,6 liter DOHC. Mesin terbaru ditambahkan CPS dan VIM (variable intake manifold) yang mampu menghasilkan tenaga 125PS @6.500 rpm (sebelumnya 110PS @6.000 rpm. Torsi naik dari 148Nm @4.000 rpm menjadi 150Nm @4.500 rpm.
Pada mesin Campro non-CPS, torsi drop antara 2.500 dan 3.000 rpm. Hal ini dikeluhkan sebagian penggunanya. Kelemahan tersebut diatasi dengan menggunakan sistem katup dengan waktu dan buka-tutup yang bisa diatur, yang secara generik disebut VVT-i.
Pada CPS, katup tidak menggunakan rocker arm (pelatuk) tetapi tapet (mangkok). Teknologi lainnya adalah VIM, saluran isap (intake manifold) yang panjangnya bisa berubah sesuai dengan putaran mesin. Saat putaran mesin rendah, saluran isapnya lebih panjang. Pada putaran tinggi, hal itu menjadi pendek agar udara cepat mengalir ke dalam mesin.
Proton mengklaim, Neo CPS kini bisa digenjot, 0-100 km/jam dalam 10,5 detik (manual), 12,9 detik (otomatis) dan kecepatan top 190 km/jam. Emisinya juga sudah mencapai standar Euro3.
Perkuat sasis
Suspensinya tetap MacPherson (depan) dan multi-link di belakang. Untuk membantu stabilitas, kini ada tambahan stabilizer. Struktur sasis monokok juga diperkuat di beberapa tempat, termasuk penggunaan baja tegangan tinggi.
Hal tersebut diakui Chris Atkinson, pereli dari Proton R3 Malaysia Rally Team yang menggunakan Satria Neo S2000. "Sasis Neo CPS kokoh, andal di reli," cerita Chris.
Untuk mengontrol lajunya, dicangkokkan rem cakram berventilasi di depan dan cakram solid belakang plus ABS dan EBD. Untuk keamanan, dipasang pula dua kantung pengaman (airbag). (Kompas) (Photo. Proton)
0 komentar