MATADUNIA | SURABAYA - Lukisan yang terpampang di sudut galery itu paling mendapat perhatian pengunjung. Obyek di dalam lukisan berukuran sekitar 1,5 meter kali 2 meter itu memang menarik, yakni tokoh pejuang hak asasi manusia Munir, Garuda Pancasila dan Superman. Sambil terbang meninju angkasa, Superman berujar dalam balon kata: "Cak, aku juga bingung nih."
Lukisan tanpa nama itu hanya salah satu dari 12 buah lukisan yang dipamerkan Umbu Tanggela di Emitan Galery Jalan Wali Kota Mustajab 76 Surabaya. Pameran yang digelar hingga Jumat (10/9) itu mengambil tema "Superhero avoice of Emptiness". Umbu, 54 tahun, agaknya tengah "menyindir" suasana politik tanah air dengan medium superhero, seperti Superman, Spiderman dan Batman.
Lukisan Munir dan Superman itu misalnya, menurut Umbu menggambarkan rasa frustasi masyarakat terhadap penanganan kasus pembunuhan Munir yang tak kunjung kelar. "Munir hanya simbol dari rasa frustasi masyarakat atas keadilan di negeri ini," kata Umbu.
Lukisan lain yang juga bernapaskan sindiran ialah gambar mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang sedang menyanyi. Di belakang Mulyani samar-samar nampak gambar Joker -tokoh jahat dalam film Batman- juga ikut berdendang. Mengenai makna dari lukisan ini, Umbu hanya tertawa. "Terserah intepretasi penikmatnya," ujar dia.
Umbu juga mengetegahkan gambar-gambar separo badan Presiden Republik Indonesia sejak Bung Karno hingga Susilo Bambang Yudhoyono. Latar belakang dari lukisan para kepala negara itu adalah Spiderman yang sedang beraksi. "Semua Presiden Indonesia adalah hero," ungkap Umbu tentang lukisan tersebut.
Menurut Umbu, tema Superhero dengan bingkai kritik sosial baru kali ini dia tampilkan. Di mata Hendro Wiyono, kurator pameran, Umbu menampilkan tokoh superhero yang tak hanya ada di alam imajinasi namun seakan-akan hidup di alam nyata.
Dengan membaurkan antara yang nyata dan yang fiktif, Umbu memberikan bobot yang serba mendua pada keduanya. "Fiksi pada suatu saat dapat tampil untuk menunjukkan batas-batas normatif dari realita yang dapat diterima," kata Hendro. (Tempo)
0 komentar