Dukungan ini disampaikan dalam pertemuan antara delegasi Indonesia dan Jepang di Poznan, Polandia, Sabtu (11/9/2010), Pertemuan dilakukan setelah usainya Pertemuan Para Menteri Kebudayaan Asia dan Eropa (Asia-Europa Culture Minister Meeting/ASEM) yang keempat pada 9-10 September di Poznan yang dihadiri oleh perwakilan dari sekitar 40 negara di Asia dan Eropa.
Dalam pertemuan ini, delegasi Indonesia antara lain terdiri dari staf ahli Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Hari Untoro Dradjat, Direktur Peninggalan Purbakala Junus Satrio Atmodjo dan Hubertus Sadirin. Sedangkan anggota delegasi Jepang antara lain Seiichi Kondo dan Koji Kitayama dari Departemen Hubungan Kebudayaan Pemerintah Jepang.
Selain konservasi rumah adat Tana Toraja, menurut Sadirin, Pemerintah Jepang juga menyatakan minatnya dalam konservasi rumah adat di Nias, Sumatera Utara. "Pemerintah Jepang memiliki banyak ahli dan data yang kuat dalam konservasi. Bantuan itu yang kita butuhkan dalam kerja sama ini, terutama dalam proses nominasi Tana Toraja sebagai warisan dunia," kata Sadirin.
Menurut Sadirin, dukungan Pemerintah Jepang ini merupakan bagian dari kerja sama proyek konservasi antara Jepang dan Indonesia yang telah dimulai pada tahun 1998. Kegiatan lain yang telah dilakukan dalam kerja sama ini, antara lain dalam konservasi istana tua Sumbawa di Nusa Tenggara Barat yang telah dimulai pada tahun 2006.
Istana Tua Sumbawa yang dibangun dari kayu jati dan memiliki 99 tiang ini, merupakan salah satu warisan budaya penting dari Raja Sumbawa. (Kompas)
0 komentar