MATADUNIA ONLINE | JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) meminta kepada Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) untuk mempromosikan penggunaan batik kepada para pengusaha. Hal ini karena batik dinilai sebagai salah satu potensi usaha perekonomian.
"Karena dengan menggunakan batik selain mempertahankan warisan budaya juga dapat menjadi salah satu peluang bagi dunia usaha yang cukup potensial untuk dikembangkan," ujar Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kementerian Perdagangan Frida Adiati dalam sambutannya membuka acara Jakarta Investasi Forum (JakVest) 2010 di Balai Kartini, Jakarta, Sabtu (2/10/2010).
Dia melanjutkan, saat ini di Kementerian Perdagangan batik sudah masuk kepada sub sektor fashion sehingga banyak dikembangkan untuk ekspor. Dan Kementerian Perdagangan mencatat lebih dari 90 persen batik setiap tahunnya di ekspor ke Amerika Serikat. Sedangkan sisanya diekspor ke Singapura, Uni Emirat Arab dan negara-negara lainnya bahkan sampai ke Afrika. "Dan Mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela beberapa kali dalam setahun memakai batik kita. Ini juga bisa merupakan peluang bagi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata untuk berpromosi mengenai batik Indonesia," tambahnya.
Selain itu, lanjutnya, ke depannya Kementerian Perdagangan akan melakukan koordinasi dengan Kementerian Perindustrian agar kemenperin dapat langsung menerapkan pemakaian batik ke sektor-sektor industri.
Sekedar informasi, sejak 30 September hingga 3 Oktober, Asosiasi Instansi Penanaman Modal Propinsi (AIPMP), Hipmi, dan didukung oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI untuk keempat kalinya mengglar Pemeran Bisnis dan Talkshow TTI (Trade, Tourism Investment).
Berbeda dengan JakVest yang pernah dilaksanakan pada 2006, 2007, dan 2008, yang diselenggarakan oleh Pemprov DKI Jakarta, mulai tahun ini penyelenggaraannya diadakan oleh AIPMP dan HIPMI Jaya. Ada sekitar 87 peserta meramaikan Jakvest dan Hipmi Jaya Expo ini.
Diharapkan even ini akan didatangi oleh 5.000 pengunjung dengan target investasi minimal 0,02 persen dari total investasi 2009 atau senilai Rp15 triliun. (wdi/Okezone)
0 komentar