

Bila dibiarkan, situasi ini mengancam ekosistem sungai, yang melintasi sejumlah negara di Eropa sebelum akhirnya bermuara di Laut Hitam.
Menurut kantor berita Associated Press, limbah berwarna merah tersebut mencapai cabang bagian barat dari sungai Danube pada Kamis pagi waktu setempat dan mulai mengalir perlahan menuju aliran utama pada siang harinya. Sore hari, aliran lumpur beracun ini mengalir menuju Serbia dan Rumania. Pemerintah Kroasia, Serbia dan Rumania, menugaskan tim pengawas untuk mengambil contoh air sungai setiap beberapa jam.
Mereka berharap, massa air sungai Danube yang besar akan dapat melarutkan sebagian bahan berbahaya yang terkandung di lumpur. Dari hasil penelitian mereka, sungai Danube sampai saat ini masih belum tercemar.
Juru bicara tim penyelamat Hungaria, Tibor Dobson, mengatakan bahwa tingkat keasaman (pH) yang terkandung di lumpur merah tersebut telah menurun ke taraf yang tidak akan membahayakan lingkungan lebih jauh lagi. PH lumpur yang semula adalah 13, setara dengan yang ada di pemutih pakaian, kini berkurang hingga angka 10. Sementara, angka pH normal untuk air adalah 7.
Dengan tingkat keasaman tinggi seperti ini, jika lumpur berhasil meresap ke dalam tanah dan memasuki sistem air bawah tanah, maka dapat mencemari kebutuhan air warga. Penyakit terparah yang mungkin timbul akibat limbah ini adalah kanker.
Lumpur merah yang sebelumnya mengalir melalui sungai Marcal di Hungaria telah menyebabkan kerusakan yang parah pada ekosistem sungai tersebut. Ekosistem sungai yang terdiri dari tumbuh-tumbuhan dan beragam jenis ikan juga telah mati akibat terpapar lumpur merah. Sungai ini kini telah dinyatakan sebagai sungai mati.
“Semua ekosistem di sungai Marcal telah hancur, semua musnah karena tingkat alkaline yang sangat tinggi,” ujar Dobson seperti dilansir dari laman Associated Press.
Lumpur merah mengalir melalui sungai ini lalu menuju sungai Raba yang merupakan gerbang pembuka menuju sungai Danube. “Tujuan utama kami saat ini fokus kepada sungai Raba dan Danube. Itulah yang harus diselamatkan,” ujar Dobson lagi.
Saat ini, proses pembersihan masih terus dilakukan oleh tim penyelamat. Mereka juga menyelamatkan komunitas kijang dan binatang liar lainnya di wilayah yang terbanjiri lumpur. Dobson mengatakan tim penyelamat saat ini tengah menuangkan plaster dan asam asetat di sungai Raba dan Danube untuk mengurangi pH air.
Masalah bertambah ketika terjadi hujan lalu kemudian panas, lumpur akan menguap menjadi debu yang mengandung kontaminasi besi yang tinggi sehingga dapat mengganggu jalan penafasan. (Viva) (Photo. AP)
0 komentar