Artis Ida Kusuma Meninggal Di Sela Syuting Film Cinta Fitri

MATADUNIA ONLINE - Artis senior, Ida Kusuma, meninggal dunia di Rumah... Read more

Tifatul : Konflik 2 Korea Bisa Ganggu Ekonomi

MATADUNIA ONLINE - Pemerintah Indonesia meminta Korea Selatan (Korsel... Read more

Berkerudung, Ratu Inggris Simak Pengajian

MATADUNIA ONLINE - Ratu Elizabeth II bersedia melepas alas kaki dan b... Read more

Delapan Gunung Api Indonesia Status 'Waspada'

MATADUNIA ONLINE - Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyak... Read more

BERITA PILIHAN

+ index

Dunia Nusantara

Jalan Antasari Akan Macet Selama Setahun

MATADUNIA ONLINE - Pembangunan jalan layang non tol di ruas Jalan Ant...Read more

Sri Sultan: Mbah Maridjan Mbalelo

MATADUNIA ONLINE - Juru kunci Gunung Merapi, Mas Penewu Surakso Hargo...Read more

Dua Buku Tamu Mbah Maridjan Selamat

MATADUNIA ONLINE | SLEMAN - Mbah Maridjan yang bergelar Mas Penewu Ki...Read more

Di Bali, Rabies Sudah Renggut 100 Nyawa

MATADUNIA ONLINE | BALI - Penyakit rabies yang menghantui Bali, kemba...Read more

DUNIA INTERNASIONAL

DUNIA POLITIK

DUNIA EKONOMI & BISNIS

DUNIA TEKNOLOGI

DUNIA OTOMOTIF

DUNIA WISATA

DUNIA OLAHRAGA

DUNIA SELEBRITAS

Lumpur Beracun di Hungaria Ancam Tetangga

Share |

MATADUNIA ONLINE | HUNGARIA - Aliran lumpur beracun akibat bocornya fasilitas pembuangan limbah suatu pabrik di Hungaria sejak awal pekan ini akhirnya mulai mencemari Sungai Danube, Kamis 7 Oktober 2010.

Bila dibiarkan, situasi ini mengancam ekosistem sungai, yang melintasi sejumlah negara di Eropa sebelum akhirnya bermuara di Laut Hitam.

Menurut kantor berita Associated Press, limbah berwarna merah tersebut mencapai cabang bagian barat dari sungai Danube pada Kamis pagi waktu setempat dan mulai mengalir perlahan menuju aliran utama pada siang harinya. Sore hari, aliran lumpur beracun ini mengalir menuju Serbia dan Rumania. Pemerintah Kroasia, Serbia dan Rumania, menugaskan tim pengawas untuk mengambil contoh air sungai setiap beberapa jam.

Mereka berharap, massa air sungai Danube yang besar akan dapat melarutkan sebagian bahan berbahaya yang terkandung di lumpur. Dari hasil penelitian mereka, sungai Danube sampai saat ini masih belum tercemar.

Juru bicara tim penyelamat Hungaria, Tibor Dobson, mengatakan bahwa tingkat keasaman (pH) yang terkandung di lumpur merah tersebut telah menurun ke taraf yang tidak akan membahayakan lingkungan lebih jauh lagi. PH lumpur yang semula adalah 13, setara dengan yang ada di pemutih pakaian, kini berkurang hingga angka 10. Sementara, angka pH normal untuk air adalah 7.

Dengan tingkat keasaman tinggi seperti ini, jika lumpur berhasil meresap ke dalam tanah dan memasuki sistem air bawah tanah, maka dapat mencemari kebutuhan air warga. Penyakit terparah yang mungkin timbul akibat limbah ini adalah kanker.

Lumpur merah yang sebelumnya mengalir melalui sungai Marcal di Hungaria telah menyebabkan kerusakan yang parah pada ekosistem sungai tersebut. Ekosistem sungai yang terdiri dari tumbuh-tumbuhan dan beragam jenis ikan juga telah mati akibat terpapar lumpur merah. Sungai ini kini telah dinyatakan sebagai sungai mati.

“Semua ekosistem di sungai Marcal telah hancur, semua musnah karena tingkat alkaline yang sangat tinggi,” ujar Dobson seperti dilansir dari laman Associated Press.

Lumpur merah mengalir melalui sungai ini lalu menuju sungai Raba yang merupakan gerbang pembuka menuju sungai Danube. “Tujuan utama kami saat ini fokus kepada sungai Raba dan Danube. Itulah yang harus diselamatkan,” ujar Dobson lagi.

Saat ini, proses pembersihan masih terus dilakukan oleh tim penyelamat. Mereka juga menyelamatkan komunitas kijang dan binatang liar lainnya di wilayah yang terbanjiri lumpur. Dobson mengatakan tim penyelamat saat ini tengah menuangkan plaster dan asam asetat di sungai Raba dan Danube untuk mengurangi pH air.

Masalah bertambah ketika terjadi hujan lalu kemudian panas, lumpur akan menguap menjadi debu yang mengandung kontaminasi besi yang tinggi sehingga dapat mengganggu jalan penafasan. (Viva) (Photo. AP)

lintasberita

0 komentar

Leave a Reply

Advertisment