MATADUNIA | JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, membantah kabar bahwa partainya sedang mendesakkan reshuffle atau perombakan kabinet. Demokrat, menurut dia, jauh dari hasrat menambah menteri.
"Evaluasi kepada menteri dan kinerjanya sudah sewajarnya dilakukan oleh Presiden. Apalagi semua menteri menandatangani kontrak kinerja dengan Presiden," kata Anas, Kamis, 23 September 2010. Juga, karena perjalanan Kabinet Indonesia Bersatu II sudah menjelang satu tahun. "Kami ingin semua menteri berkinerja prima."
Evaluasi kinerja ini, kata Anas, tidak harus berujung pada reshuffle. Ini bisa dijadikan bahan untuk mendongkrak kinerja. "Apakah akan ada reshuffle atau tidak, itu kewenangan penuh Presiden. Tidak etis kalau didesak-desak atau dilarang-larang."
Partai Demokrat, kata Anas, tidak dalam posisi mendesak atau menghalangi Presiden untuk menyegarkan kabinet. "Kami juga tidak berpikir untuk meminta tambahan kursi kabinet. Tidak ada hasrat politik PD untuk minta tambahan jatah apalagi mengurangi jatah partai lain," katanya.
Kemarin, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok menyatakan, perombakan kabinet hanya sekadar rumor. "Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga tak pernah bicara mengenai itu ke Demokrat," katanya.
Namun begitu, Mubarok menyatakan, jika memang ada masalah dengan kinerja menteri, sekarang adalah saat yang tepat untuk melakukan evaluasi termasuk reshuffle. "Kalau Presiden merasa ada menteri yang nggak berbakat, sekaranglah waktunya karena tersisa 4 tahun," kata Mubarok. (kd/Viva) (Photo. Yulhaidir)
0 komentar