BERITA PILIHAN

Permukaan Laut Naik, Jakarta Makin Turun

Share |

MATADUNIA ONLINE | JAKARTA - Selain menghadapi turunnya permukaan tanah, Jakarta juga menghadapi persoalan naiknya permukaan air laut. Hal itu menjadi salah satu pemicu "tenggelamnya" Jakarta.

Berdasarkan penelitian Prof Dr Safwan Hadi dan timnya dari Pusat Studi Oseanografi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB, kenaikan permukaan air laut tahunan Jakarta rata-rata 0,57 cm. Kesimpulan ini berdasarkan data pengukuran sejak tahun 1925 hingga 2003.

Kenaikan permukaan air laut ini sebenarnya relatif rendah. Namun, bagi Jakarta yang mengalami penurunan permukaan tanah cukup signifikan, hal ini menyebabkan akumulatif naiknya permukaan air laut terhadap posisi Jakarta menjadi tinggi.

Sebelumnya, tim dari Kelompok Keilmuan Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) yang melakukan kajian subsidensi permukaan tanah di 23 titik di sekitar Jakarta menyimpulkan, penurunan permukaan tanah bervariasi, 2 hingga lebih dari 12 sentimeter (cm) selama 10 tahun sejak 1997 hingga 2007.

Hasanuddin Z Abidin, salah seorang peneliti, Sabtu (25/9/2010), menyatakan, sebagian besar kawasan barat hingga utara Jakarta mengalami penurunan tanah antara 5 cm dan 12 cm. "Adapun wilayah tengah hingga timur penurunan tanahnya hingga 5 cm. Penurunan kawasan timur laut hingga selatan berkisar 2-4 cm," ujarnya.

Ketika dilakukan simulasi menggunakan model numerik dengan memadukan penurunan permukaan tanah dan pasang laut maksimum yang tercapai pada 27 November 2007, yang dilakukan tim ITB, ada empat kecamatan di pesisir utara Jakarta yang rawan tergenang rob, yaitu Cilincing, Tanjung Priok, Pademangan, dan Penjaringan. Saat ini pun genangan rob sudah sering terjadi, terutama saat air laut pasang.

Genangan di Kecamatan Tanjung Priok dan Cilincing, misalnya, hingga mencapai 0,86 kilometer (km) dari garis pantai. Sementara daerah terjauh yang tergenang di Kecamatan Pademangan dan Penjaringan masing-masing adalah 4,5 km dan 5,5 km dari garis pantai.

Ketika pasang laut dibarengi alun laut atau angin badai, daerah genangan di empat kecamatan tersebut semakin luas, ini ditandai oleh masuknya air semakin jauh ke daratan, yaitu 0,94 km di Cilincing dan mencapai 6,10 km di Penjaringan, Jakarta Utara.

Berdasarkan data tersebut, Safwan Hadi membuat simulasi genangan laut di Teluk Jakarta untuk setiap dasawarsa hingga tahun 2050, dengan kenaikan 1 cm per tahun. Dalam simulasi tersebut, Kecamatan Penjaringan, Pademangan, Ancol, Pluit, dan Kamal Muara paling rawan terancam genangan.

Ahli geoteknik Adrin Tohari dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menyatakan, untuk mencegah ancaman itu terjadi, pengambilan air tanah harus dikendalikan secara ketat.

Peneliti air tanah dari Kementerian Riset dan Teknologi, Teddy Sudinda, mengatakan, selain pengendalian pemanfaatan air tanah dalam, harus juga dilakukan resapan atau sumur injeksi. ”Pembangunan sumur injeksi perlu dirintis di kantor pemerintahan di wilayah Jakarta,” ujarnya. (Kompas)
lintasberita

0 komentar

Leave a Reply

Advertisment