BERITA PILIHAN

Ramai-ramai Tolak Minyak Sawit Sinar Mas

Share |

MATADUNIA | JAKARTA - Aksi penolakan penggunaan minyak sawit dari PT Sinar Mas terus berlanjut di Tanah Air. Terakhir, raksasa restoran cepat saji asal Amerika Serikat, Burger King, menyatakan tak mau lagi memakai minyak dari produk Sinar Mas dan anak usahanya karena perusahaan tersebut dinilai tidak ramah lingkungan.

Burger King dalam siaran persnya seperti dikutip Dow Jones Newswire, Jumat (3/9), memutuskan untuk menghentikan pembelian minyak kelapa sawit yang diproduksi Sinar Mas dan anak usahanya menyusul terbitnya hasil verifikasi tim independen bahwa produksi minyak sawit Sinar Mas berdampak buruk terhadap hutan tropis.

Belakangan ini sejumlah restoran dan perusahaan ternama di Indonesia memutuskan tidak menggunakan minyak sawit dari Sinar Mas terkait seruan Greenpeace dalam kampanyenya bahwa Sinar Mas telah melakukan kerusakan lingkungan di Kalimantan dalam memproduksi minyak sawit.

Sejumlah produk dari perusahaan-perusahaan besar yang memboikot minyak sawit dan produk lain dari Sinar Mas di antaranya: Burger King, Nestle, Kraft, Cargil, Unilever, dan Carrefour. Perusahaan makanan lain seperti Pizza Hut, Kentucky Fried Chicken, dan Dunkin' Donuts ada kemungkinan bakal mengikutinya, menolak menggunakan minyak sawit dari Sinar Mas.

Unilever global telah melakukan pemutusan kontrak dengan PT Sinar Mas Agro Research and Technology (Smart) yakni sejak 1 April 2010 menghentikan pembelian minyak sawit dari produsen minyak goreng itu karena tak sesuai dengan prinsip pelestarian lingkungan hidup di Indonesia.

Sedangkan Carrefour, retail raksasa asal Perancis, pada Juli lalu memutuskan untuk menghentikan pembelian produk kertas untuk jenis private label dari APP, anak perusahaan Sinarmas, karena dinilai telah merusak hutan dan lingkungan.

Greenpeace beberapa bulan lalu mengajukan tuduhan terhadap perusahaan kertas dan minyak kelapa sawit Sinar Mas. Menurut Greenpeace, perusahaan itu melakukan perusakan lingkungan hutan di Kalimatan yang mengancam kelanggengan kehidupan habitat orangutan di kawasan tersebut. Kelompok Pro Fauna Indonesia juga menyatakan dukungan terhadap tuduhan Greenpeace itu.

Pihak Sinar Mas sendiri berkukuh tak melakukan perusakan lingkungan dalam produksinya. Direktur Utama PT Smart Daud Dharsono pada Selasa (10/8) menuding balik segala tuduhan Greenpeace itu yang dinilai keliru dan terlalu dibesar-besarkan. (Tempo) (Photo. Dok. Greenpeace)

lintasberita

0 komentar

Leave a Reply

Advertisment