Jawa Timur - Bulan ramadan disambut gembira oleh kaum muslim baik orang tua, remaja hingga anak-anak. Bahkan anak-anak mendambakan datangnya bulan puasa, karena bisa membuat permainan yang tidak biasa mereka lakukan di hari selain ramadan.
Anak-anak di Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur itu mempunyai kebiasaan menggelar perang meriam bambu untuk membangunkan orang makan sahur.
Anak-anak dan pemuda itu berkumpul sekira pukul 02.00 dinihari untuk berkeliling kampung membangunkan warga untuk makan sahur. Lantas, kapan acara perang meriam bambu digelar? Biasanya mereka menggelar acara puncak itu setelah selesai mengelilingi jalan desa yang terletak di lereng Gunung Wilis ini.
Maka dari itu janganlah heran jika beberapa saat sebelum adzan subuh terdengar, akan ada suara dentuman seperti meriam yang saling bersahutan dari penjuru desa. "Biasanya perang meriam bambu itu dilakukan antar desa," ujar anak Desa Ngetos Taufik.
Bambu-bambu kering sepanjang 1-2 meter mereka siapkan. Di setiap ujung diberi lubang kecil yang digunakan sebagai sumbu. Lubang kecil itu dituangi minyak tanah dan kemudian disulut dengan api. Maka sebuah semburan api disertai bunyi laksana meriam akan muncul di ujung bambu tersebut.
"Kami bisa bermain kayak gini waktu puasa saja, kalau tidak puasa banyak dilarangnya," imbuh Samsul.