MATADUNIA ONLINE - Dua pelaku perampokan tiga unit Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di lingkungan kampus Universitas Bung Hatta masih dalam pengejaran. Dua pelaku ini diketahui bernama Iwan asal Pariaman dan Rahmart asal Jambi.
Jajaran Polisi Daerah Sumatera Barat meyakini jumlah pelaku paling banyak hanya 10 orang. Bagaimana mereka melancarkan aksi perampokannya? Kapolda Sumbar Brigjend Andayono hari ini, Senin, 27 September 2010, menggelar jumpa pers dan membeberkan kronologi kejadiannya.
Berikut kronologi kejadian perampokan ATM di Padang versi Kepolisian: Pukul 04:00 WIB: para pelaku dengan menggunakan dua unit mobil minibus jenis Avanza sampai di lokasi Kampus I Universitas Bung Hatta jalan Sumatera, Ulak Karang, Padang. Pelaku melancarkan aksinya dan membekap tiga Satpam kampus dan mempreteli tiga mesin ATM Bank Nagari, Bukopin dan BNI.
Gerombolan perampok bersenjata ini berhasil mendapatkan uang tunai dari dua mesin ATM (Bank Bukopin dan Bank Nagari) sebesar Rp372 juta. Sedangkan ATM BNI yang sedang rusak berada dalam keadaan kosong tanpa uang tunai.
05:00 WIB: Gerombolan perampok kabur dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) menuju luar kota ke arah Kabupaten Padang Pariaman dengan membawa dua mesin ATM.
05:30 WIB: Masyarakat melaporkan kejadian perampokan tersebut ke Polresta Padang yang diterima petugas jaga. Petugas jaga langsung melaporkan kejadian ini ke Kasat Reskrim Polresta Padang dan berjenjang ke Wakapolresta Padang AKBP Wisnu Handoko.
06:30 WIB: Tim reskrim dan Kapolresta Padang Kombes Priyo Mujihad serta Wakapolresta Padang AKBP Wisnu Handoko melakukan pengecekkan di Kampus I Bung Hatta yang menjadi TKP pertama dari rangkaian perampokan.
09:00 WIB: Polisi mulai mencium keberadaan pelaku dan melakukan pembuntutan hingga memasuki kawasan Kampung Sato, Desa Pauh Timur, Kota Pariaman. Para tersangka ini sempat membeli nasi dengan menyuruh tiga orang kurir sebanyak 10 bungkus.
Lokasi yang menjadi TKP dua ini diketahui rumah milik Rahmat, yang sehari-harinya bekerja sebagai sopir. Dibelakang rumah tersebut, polisi menemukan garasi yang berfungsi sebagai bengkel.
Dari pemeriksaan diketahui para pelaku membongkar semua hasil jarahannya di bengkel tersebut serta membagi-bagi uang hasil rampasan. Belakangan diduga, kediaman Rahmat menjadi base camp para perampok untuk merencanakan seluruh aksinya.
10:00 WIB: Polisi datang ke lokasi dan menemukan sejumlah peralatan di kediaman Rahmat berupa las karbit, tang ukuran besar untuk menggunting baja, linggis, gergaji. Polisi juga menemukan potongan baja yang diyakini sebagai box ATM.
11.00 WIB: Pengejaran pelaku perampok bersenjata berlanjut memasuki Desa Suaru baru, Malalak, Kabupaten Agam, di lereng Gunung Singgalang. Kejar-kejaran terus berlangsung hingga Nagari Pakan Sanayan dan terjadi baku tembak dengan polisi.
Baku tembak diarahkan menjauh dari kediaman penduduk dan polisi meminta masyarakat untuk menutup pintu rumah untuk mempermudah pengejaran. Kapolres Bukittinggi AKBP Wisnu Andayana meminta bantuan tambahan pasukan untuk menyergap perampok bersenjata.
12.00 WIB: Tim Brimob Polda Sumbar sampai ke lokasi kontak senjata yang berada di Kecamatan Banu Hampu, Agam (TKP 3). Drama penyergapan ini berlangsung sekitar 2,5 jam dan polisi berhasil mengamankan enam perampok.
14.30 WIB: Enam pelaku perampokan diringkus dan mengalami luka tembak. Dua di antaranya tewas di lokasi. Sedangkan satu orang tewas saat dibawa ke rumah sakit. Tiga pelaku yang meninggal yakni: Bento dan Pak De yang identitasnya dikenal dengan Wisnu Wibowo asal Lampung serta Hendra asal Jambi. Minggu kemarin, satu orang lagi tersangka yang bernam Sudirman meninggal di RS Bhayangkara.
Sedangkan Ikhsan, asal Pariaman serta Khairil asal Kampar, Riau masih menjalani perawatan di RS Bhayangkara karena luka tembak.
19:30 WIB: keenam pelaku sampai di RS Bhayangkara, Jalan Perintis Kemerdekaan Padang dengan kawalan ketat Polisi. RS Bhayangkara dijaga ketat.
21:00 WIB: Rahmat, pemilik rumah di Desa Pauah, Pariaman menyerahkan diri ke Polres Pariaman dan dibawa ke Polresta Padang.
Hingga saat ini, dua pelaku masih diburu di pegunungan Singgalang. Menurut keterangan pemilik mobil rental jenis Avanza BA 2620 UL, pelaku perampokan mulai menyewa mobilnya sejak Kamis, 23 September 2010.
Mobil ini disewa oleh isteri Rahmat yang diketahui bernama Eni. Penyewaan dilakukan untuk tiga hari dengan biaya sebesar Rp 750.000 potong komisi Rp 50.000. Mobil ini terkahir kali terlihat melintas di Pariaman sore hari, Jumat, 24 September 2010 sebelum melancarkan aksinya Sabtu dinihari, 25 September 2010. (Viva) (Photo. Antara)
0 komentar